Saya tidak bermaksud mengecilkan kehebatan pesawat tempur JAS
Gripen buatan SAAB. Namun apabila kita terpaksa harus mengambilnya hanya karena
alasan TOT yang selalu digembar-gemborkannya, maka sebaiknya kita lupakan saja
mereka..!
TOT yang konon menjadi alat penglaris SAAB, kini mulai
disangsikan oleh banyak negara..! TOT itu dinilainya masih setengah hati.
Artinya, skala 100% bukanlah hitungan yang diambil dari keseluruhan jumlah
teknologi yang dimiliki oleh Gripen, melainkan
dihitung berdasarkan kemampuan penguasaan teknologi yang telah dikuasai oleh
calon pembeli. Jika suatu negara telah menguasai teknologi perakitan pesawat
tempur, maka sangat dimungkinkan negara tersebut akan diberi kepercayaan untuk
merakit 100% produk yang dipesannya. Tetapi jika suatu negara hanya baru sampai
di level perawatan dan kegiatan pendukung lainnya, maka sangat mustahil pihak
SAAB akan menyerahkan proses perakitannya..!
Pertanyaannya sekarang, sampai dimanakah kemampuan kita saat
ini..? Apa pun jawabannya, itulah sesungguhnya yang akan didukung 100% oleh
SAAB..!
Begitulah yang dialami Thailand dan Malaysia saat ini, yang konon merasa kecewa dengan tawaran TOT 100% yang pernah dijanjikan pada mereka sebelumnya. Thailand kini hanya diberi hak hingga perawatan enjin, adapun Malaysia baru dijanjikan hingga ke level design composite system, sesuai dengan penguasaan teknologi itu oleh salah satu perusahaan Malaysia, yakni DRB-Hicom, yang notabene adalah produsen mobil Proton dan Perodua saat ini, yang sebelumnya meminta Indonesia untuk menularkan kemampuan PTDI dalam membangun helicopter..!
Begitulah yang dialami Thailand dan Malaysia saat ini, yang konon merasa kecewa dengan tawaran TOT 100% yang pernah dijanjikan pada mereka sebelumnya. Thailand kini hanya diberi hak hingga perawatan enjin, adapun Malaysia baru dijanjikan hingga ke level design composite system, sesuai dengan penguasaan teknologi itu oleh salah satu perusahaan Malaysia, yakni DRB-Hicom, yang notabene adalah produsen mobil Proton dan Perodua saat ini, yang sebelumnya meminta Indonesia untuk menularkan kemampuan PTDI dalam membangun helicopter..!
Melihat kenyataan seperti ini, akankah kita memaksakan Gripen
demi alasan TOT..? Hehehe..!
No comments:
Post a Comment