Sejak kecil kita pasti sudah mengenal pasar. Walaupun mungkin
kesan yang tersimpan diantara kita tentang pasar akan sangat jauh berbeda. Dari
mulai kesan yang menggambarkan tentang hiruk pikuk yang telah dimulai sejak
dinihari, aroma sayur, daging, ikan dan aneka jajanan, gaya komunikasi yang
khas, sampah, lalat, dan lorong-lorong becek, seakan telah menjadi identitas
bagi keberadaan pasar-pasar kita. Namun saya yakin, hal itu kini hanya tinggal
kenangan. Pasar di zaman sekarang, meskipun menyandang predikat sebagai pasar
tradisional, namun nyatanya, kini sudah jauh berkembang, dan tampil lebih
modern. Apapun yang ada di benak anda tentang pasar, saya tidak akan menggiring
siapapun pada kenangan yang mungkin pernah dan begitu banyak kita rasakan dari
sebuah pasar.
Pasar, dalam pengertian yang amat sederhana sering dijabarkan
sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan suatu transaksi.
Pasar harus dilihat dari konteks aktivitasnya, bukan hanya pada tempatnya.
Fungsi pasar juga nyatanya sangat kompleks, selain berfungsi sebagai media
distribusi, pembentukan harga dan promosi, kini pasar juga menyandang
fungsi-fungsi lainnya.
Pergeseran fungsi ini terbentuk sebagai akibat adanya dinamika
dari para pelaku pasar. Maklum, sejatinya pasar adalah tempat pertemuan antara
orang-orang yang berkeinginan untuk puas, uang untuk membeli, dan barang yang
diingini. Pasar telah menjadi media yang harus mampu menampung harapan, daya
beli dan tingkah laku..! Dari sinilah sesungguhnya sebuah persaingan pasar
dimulai. Masing-masing saling mengidentifikasi dan ingin menguasai. Pasar tidak
lagi tercipta, melainkan harus secara sengaja dicipta. Jika perdagangan adalah
sebuah aktifitas yang terwujud dari adanya demand dan supply, maka kedua-dua
sisi harus sama-sama memiliki kekuatan. Jika suatu rezim ingin menguasai sebuah
pasar, maka langkah mutlak yang harus diciptakan adalah dengan cara memperkuat
salah satu sisinya, atau sekaligus dua-duanya..! Tanpa satupun kekuatan,
niscaya kita hanya akan menjadi mangsa pasar, tidak hanya sekedar pangsa
pasar..!
Berada di posisi manakah bangsa kita saat ini..?
Impian setiap manusia dan bangsa adalah swasembada. Namun pada kenyataannya,
swasembada adalah sesuatu yang amat langka. Meskipun mungkin kita mampu
memproduksi suatu produk, namun tidak serta merta mampu memenuhi kebutuhan
kita. Karena proses pemenuhan kebutuhan akan melewati mekanisme pasar terlebih
dahulu, sehingga faktor demand and supply akan mengalami sebuah proses
guncangan, dimana para pelaku akan lebih berinteraksi dengan menggunakan
harapan, daya beli dan tingkah laku. Menyadari betapa pentingnya faktor
guncangan di fase terakhir dari sebuah proses perdagangan, maka berbagai taktik
dan strategi jitupun bermunculan. Tidak sedikit untuk menguasai sebuah pangsa
pasar, suatu negara secara licik menerapkan praktek dumping. Dan yang paling
sadis, adalah praktek bumi hangus yang diterapkan USA baru-baru ini..!
Sebelumnya kita ketahui bahwa harga minyak dunia selalu berada
di level seratus dolar lebih per barel. Dengan kemampuan teknologi dan
industrinya, USA melakukan perluasan sumber daya energi, meningkatkan cadangan
minyaknya di seluruh dunia dan menampung sebagian besar minyak yang diproduksi
oleh dunia..!
Alhasil, dengan berbagai sumber energi yang dimilikinya, USA memiliki industri
yang tahan banting. Meskipun mereka mengimport minyak dalam jumlah besar, namun
import mereka tidak untuk tujuan konsumsi. Mereka adalah penimbun minyak terbesar,
tapi dengan penguasaan teknologinya, mereka juga menjelma menjadi penyimpan
cadangan minyak dunia terbesar..! Tidak heran, ketika mereka menemukan
kesulitan untuk menaklukan sebuah kekuasaan, maka satu per satu kekuatan yang
dimilikinyapun dimainkan..! Harga minyak sengaja dicipta untuk jatuh tersungkur
dan lemas pada harga terendah, dan bahkan sama dengan harga minyak puluhan
tahun lalu, padahal disaat yang sama, cadangan minyak dunia semakin menipis,
terkikis dan bersiap untuk habis..!
Dunia terhenyak..! Negara-negara yang masih menumpukan
perekonomiannya pada minyak menjadi linglung dan limbung, dan diyakini masih
akan terus mengalami gejala serupa. Apa yang dilakukan oleh USA sangatlah
cerdik..! Ketika semua bangsa terikat dalam sebuah rezim pasar, maka mereka
akan berjamaah mengikuti dinamika pasar. Padahal fenomena dalam pasar itu
sendiri hanya dikuasai oleh segelintir penguasa pasar. Dalam seketika, USA pun
telah dianggap sebagai imam pasar internasional. Kita cenderung akan melakukan
apapun yang telah dicanangkan oleh USA, padahal kita tidak tahu sama sekali apa
yang akan terjadi di ujung fenomena pasar yang sengaja mereka cipta..!
Akhirnya, bak kerbau dicocok hidung, negara-negara di dunia
telah latah turut menurunkan harga minyak di pasarannya. Yang terjadi justru
benturan antara pemerintah yang ingin menjaga kesehatan fiskalnya dengan
rakyatnya yang menuntut penurunan harga. Andai suatu kekuasaan menuruti
keinginan pasar yang menuntut penurunan harga, maka dia akan kehilangan sumber
modal pembangunan nasionalnya, dan disaat itulah lembaga keuangan dunia yang
notabene dikuasai USA akan masuk dengan mudah untuk menyalurkan investasinya,
yang sebenarnya tidak ngoyo untuk segera meraih laba, karena tujuan yang
sebenarnya adalah pelemahan ekonomi nasional yang mengalir menuju terciptanya
krisis nasional, dan disaat itulah mereka akan mengeksekusi tujuan utamanya,
menguasai seluruh sumber daya alam yang dimiliki, bahkan kemudian merebut
kedaulatan. Krisis sengaja dicipta agar mereka bisa tampil bak dewa yang dipuja
oleh semua bangsa, namun sesungguhnya mereka sedang menebar binasa..!
Maaf, waktu pemimpin kita menaikan harga BBM, saya tidak terlalu
berminat untuk mengomentarinya, karena sudah terlalu banyak yang berkomentar.
Namun demikian, saya selalu berusaha mencari tahu ke arah mana setiap kebijakan
yang dibuat akan dibawanya. Sampai kemudian saya menyadari bahwa sesungguhnya
USA sangat nyinyir dengan tindakan yang diambil Indonesia. Di saat
negara-negara lain kehilangan sumber pendapatan negaranya, justru kitalah
satu-satunya negara di dunia yang mampu mencatatkan pendapatan dari sektor
migas, padahal kita tahu, sejak 2003, Indonesia telah secara resmi menjadi
negara pengimport minyak, dan keluar dari keanggotaan OPEC..!
Ingat, pasar adalah tentang harapan, daya beli dan tingkah
laku..! Haruskah kita menggantungkan harapan bangsa ini di atas pundak sebuah
negara asing..? Jika itu yang kita inginkan, apalah arti kemerdekaan yang telah
kita raih.? Jika kita turut mengamini kehendak sebuah bangsa, apakah itu sebuah
tingkah laku bangsa yang berdaulat..?
Mari kita gali bersama semua fakta dan data yang ada. Adakah
negara yang turut menurunkan harga mendapatkan stabilitas ekonomi yang
mumpuni..? Tidak, semuanya justru lebih parah dari kita..! Karena syarat
penurunan harga minyak yang telah disepakati oleh rezim pasar internasional,
adalah penerapan Government Service Taxation..! Jika industri dan kegiatan
eksport suatu negara masih lemah, lantas seberapa besarkah nilai GST yang bisa
digunakan untuk menggantikan sumber pendapatan yang hilang..? Hehehe..! Sangat
tidak memadai...