Di zaman sekarang, perang tidak lagi melulu dipandang sebagai
sebuah bencana. Karena nyatanya, perang seringkali dilakukan sebagai sebuah
cara untuk menggolkan sebuah kepentingan.
Selama ini kita mengetahui bahwa Amerika sangat rajin berperang
di Timur Tengah..! Alhasil, negeri Paman Sam itu, kini telah menjelma sebagai
raksasa migas dunia, meskipun kandungan migas di negaranya tidaklah sebesar
kandungan migas di negara-negara Arab..!
Selain migas, dari perang yang diciptakannya pula, Amerika telah
mampu menghidupi industri strategis yang dimilikinya hingga mampu menyandang
predikat sebagai negara eksportir senjata nomor wahid di dunia..!
Perang mungkin akan sangat mematikan, tapi bagi Amerika sendiri, sepertinya perang telah menjadi sebuah media bisnis yang sangat menguntungkan. Kegiatan ekonomi bukan lagi mencakup sektor industri dan perdagangan. Ketika keduanya dipandang mandeg, maka tidak mustahil bagi Amerika untuk menempuh jalan perang. Setelah sekian lama menguasai nuklir sebagai sumber energi bagi industrinya, Amerika juga sangat berkepentingan untuk memastikan agar perang senantiasa tetap ada. Dengan peranglah perekonomian Amerika menjadi terus terjaga dengan hangat..!
Perang mungkin akan sangat mematikan, tapi bagi Amerika sendiri, sepertinya perang telah menjadi sebuah media bisnis yang sangat menguntungkan. Kegiatan ekonomi bukan lagi mencakup sektor industri dan perdagangan. Ketika keduanya dipandang mandeg, maka tidak mustahil bagi Amerika untuk menempuh jalan perang. Setelah sekian lama menguasai nuklir sebagai sumber energi bagi industrinya, Amerika juga sangat berkepentingan untuk memastikan agar perang senantiasa tetap ada. Dengan peranglah perekonomian Amerika menjadi terus terjaga dengan hangat..!
Beberapa waktu lalu, kita telah memborong alutsista dari Germany
berupa Main Batle Tank Leopard 2 yang disertai dengan Transfer Of
Technologynya. Bagi negara-negara Eropa sendiri, keputusan Germany yang
memberikan TOT pada Indonesia dipandang sebagai sesuatu yang tidak lumrah.
Tidak heran jika kemudian banyak pertanyaan yang berkumandang..! Kepentingan
apakah yang sedang diincar oleh Germany..?
Kini jawaban itu terjawab sudah..!
Jika Germany tidak memberikan TOT pada Indonesia, maka Germany
akan kehilangan keuntungan dari setiap Leopard 2 yang akan terus beredar.
Penyebabnya tidak lain dan tidak bukan, sang pabrikan rupanya telah berencana
untuk menghadirkan pengganti Leopard 2, yakni Leopard 3 pada 2030..! Jika
Germany pelit, maka margin dari Leopard 2 itu akan turut mati bersamaan dengan
produksinya yang terhenti. Pada Leopard 3 nanti, Germany akan menggandeng
French..! Sehingga meskipun kelak Germany hanya memoroduksi Leopard 3, tapi
Germany sendiri masih akan mendapatkan fee dan royalty dari setiap Leopard 2
yang diproduksi oleh Indonesia maupun Swiss..! Dengan adanya skema seperti ini,
strategi bisnis yang ditempuh Germany jadi lebih mudah dibaca..! Dengan
merangkul French, secara otomatis pangsa pasar Germany menjadi lebih luas
dengan adanya akses mudah ke Afrika. Disaat itulah, Germany akan mendorong
Indonesia untuk mensuply Leopard 2 ke negara-negara di benua hitam tersebut,
yang secara kebetulan memiliki hubungan dan kepercayaan yang amat baik terhadap
Indonesia..!
Hahaha..! Sangat cerdik..! Sekali mendayung, dua tiga pulau
terlampaui. Jika Indonesia ingin mendapatkan margin yang lebih besar lagi, maka
mulai saat ini, kita harus terus melakukan terobosan dan inovasi, agar mampu
melahirkan sebuah teknologi yang mumpuni. Sudah saatnya kita memiliki dan
mengekspor produk alutsista buatan sendiri..!
Go Pindad go..!
Go Pindad go..!
No comments:
Post a Comment