Monday, November 10, 2014

GERMANY INSIDE : Pendekatan VS Pengkucilan

Hadir sebagai wakil dari sebuah perusahaan, akhirnya saya bisa datang ke Kazakhstan untuk menyaksikan pertemuan antara delegasi negara-negara yang pernah, sedang dan atau mungkin terancam embargo oleh suatu negara atau kelompok negara.
Sayang dalam pertemuan kemarin, saya tidak bertemu dengan delegasi dari Indonesia. Bukankah kita juga pernah merasakan pahit dan perihnya sebuah embargo..?
Namun demikian, saya tetap bangga karena meskipun kita tidak mengirimkan delegasi ke pertemuan itu, namun nyatanya mereka tetap menyebut dan memuji kemajuan besar yang telah dicapai Indonesia. Indonesia kerap disebut bersamaan dengan nama China, Russia, Iran, Germany dan USA.
Kali ini, saya ingin menitikberatkan pada hubungan antara Iran dengan Germany dan USA. Sangat menarik..! Di era perang Iran-Iraq, USA adalah sahabat yang telah memayungi Iran dari gempuran serdadu Iraq yang dibackingi oleh kekuatan Uni Soviet..! Namun akhirnya, kini kedua negara malah semakin renggang. Perbedaan cara pandang kedua negara terhadap pentingnya pengelolaan energi nuklir, telah berujung pada semakin meruncingnya persengketaan. Entah sudah berapa lama Amerika dan sekutunya di Eropa menjatuhkan hukuman berupa sanksi ekonomi terhadap Iran, namun nyatanya, ekonomi Iran justru tetap kokoh dan mampu survive di tengah himpitan sanksi..! Dimanakah sesungguhnya kekuatan Iran berada..?
Kemarin, segalanya telah terbuka secara benderang..! Kekuatan Iran terletak pada perbedaan cara pandang USA dengan Germany. Hal yang hampir sama juga terjadi pada kemajuan negeri China, konon semua berawal dari perbedaan cara pandang kedua raksasa ekonomi dan teknologi dunia tersebut.
Dalam menghadapi China, cara yang digunakan Germany sangat berbeda dengan cara USA menghadapi Russia pasca runtuhnya Uni Soviet..! Germany lebih menawarkan teknologi dan SDM, sedangkan USA lebih menawarkan uang dalam bentuk pinjaman alias hutang..! Hasilnya juga sangat jomplang..! Sekarang, hampir semua bank di China dan Hongkong, telah berkembang pesat dan mengadopsi sistem sebagaimana perbankan Germany. Teknologi Germany telah memasuki hampir semua ranah kehidupan di China. Mulai dari jalan raya, drainase, reboisasi, penataan lingkungan perkotaan, infrastruktur transportasi, telekomunikasi, arsitektur, dan lain-lain. Namun kiprah USA di Russia telah gagal total, bahkan kini USA telah menjatuhkan sanksi pada negeri beruang tersebut..!
Setelah ditinggalkan USA, Iran telah menjadi negara Timur Tengah yang nanggung. Maklum, Iran bukanlah negara kerajaan dan juga bukan negara yang dipimpin oleh seorang diktator, sehingga negeri ini tidak memiliki simbol-simbol kebesaran sebagaimana dimiliki oleh bangsa Arab lainnya. Namun demikian, dari dulu bersama Mesir, Iran telah menjelma menjadi pusat pendidikan dan perkembangan teknologi di jazirah Arab. Tidak heran jika kemudian sengketa nuklirpun menyeruak dari negeri kaya minyak ini.
Hengkangnya USA dan runtuhnya Uni Soviet, adalah tonggak penting berkembangnya Iptek di negeri Iran. Puluhan bahkan ratusan ilmuwan eks Soviet akhirnya berdatangan ke Iran, mulai dari Russia, Ukraina, Belarusia atau juga dari East Germany, yang sekarang sudah menyatu dengan dengan West Germany. Dari sinilah teknologi nuklir itu tumbuh. Semuanya bermula dari pemikiran untuk mengantisipasi musnahnya migas sebagai sumber energi, yang berkembang pada semakin berkembangnya arogansi Israel. Hal inilah yang mengundang kecemasan USA, sehingga dia menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Iran.
Sikap USA kembali tidak sehaluan dengan pemikiran Germany. Jika USA cenderung untuk mengucilkan sambil mengintainya, maka Germany lebih memilih pendekatan melalui jalur persahabatan dan saling pengertian. Hasilnya, sudah pasti sangat jomplang..!
USA tidak mendapatkan hasil apa-apa dari setiap kemajuan yang dimiliki oleh Iran. Sedangkan Germany, mampu menikmati pertumbuhan kerjasama ekonomi dengan Iran yang amat tinggi, yakni rata-rata mencapai 33% per tahun..!
Germany tidak mensupply dana kepada Iran, karena hal itu bertentangan dengan komitmen embargo Eropa dan USA. Namun demikian, Germany telah menempatkan ratusan ilmuwannya di Iran. Berkat Germany, kini Iran telah menjadi salah satu negara penyupply kebutuhan medis terbesar di dunia. Teknologi reaktor nuklir Germany yang sekarang sudah ditutup, ternyata telah berpindah ke negeri Iran. Bahkan konon, semua sistem reaktor nuklir dan petrokimia milik Iran, telah mengadopsi standar keamanan dan keselamatan yang dimiliki dan diterapkan Germany..!
Hal yang paling mengejutkan, konon setiap hari ada ratusan trailer Turki yang transit di wilayah perbatasan untuk sekedar 'mengisi' BBM..! Pertanyaannya, apakah benar hal itu sekedar sebuah bentuk perdagangan biasa, atau justru sebuah bentuk penyelundupan luar biasa..?
Anyhow, tak satupun negara Eropa yang berani mengungkit sikap Germany di Irak, manakala semua tahu bahwa Germany begitu gigih berjuang untuk menyelamatkan Eropa dari krisis. Bahkan ketika USA mendesak Perancis untuk membatalkan pengiriman kapal perang pesanan Russia, lagi-lagi Germany telah pasang badan untuk Eropa..!

No comments:

Post a Comment