Hadir
sebagai wakil dari sebuah perusahaan, akhirnya saya bisa datang ke Kazakhstan
untuk menyaksikan pertemuan antara delegasi negara-negara yang pernah, sedang
dan atau mungkin terancam embargo oleh suatu negara atau kelompok negara.
Sayang
dalam pertemuan kemarin, saya tidak bertemu dengan delegasi dari Indonesia.
Bukankah kita juga pernah merasakan pahit dan perihnya sebuah embargo..?
Namun demikian, saya tetap bangga karena meskipun kita tidak mengirimkan delegasi ke pertemuan itu, namun nyatanya mereka tetap menyebut dan memuji kemajuan besar yang telah dicapai Indonesia. Indonesia kerap disebut bersamaan dengan nama China, Russia, Iran, Germany dan USA.
Namun demikian, saya tetap bangga karena meskipun kita tidak mengirimkan delegasi ke pertemuan itu, namun nyatanya mereka tetap menyebut dan memuji kemajuan besar yang telah dicapai Indonesia. Indonesia kerap disebut bersamaan dengan nama China, Russia, Iran, Germany dan USA.
Kali
ini, saya ingin menitikberatkan pada hubungan antara Iran dengan Germany dan
USA. Sangat menarik..! Di era perang Iran-Iraq, USA adalah sahabat yang telah
memayungi Iran dari gempuran serdadu Iraq yang dibackingi oleh kekuatan Uni
Soviet..! Namun akhirnya, kini kedua negara malah semakin renggang. Perbedaan
cara pandang kedua negara terhadap pentingnya pengelolaan energi nuklir, telah
berujung pada semakin meruncingnya persengketaan. Entah sudah berapa lama
Amerika dan sekutunya di Eropa menjatuhkan hukuman berupa sanksi ekonomi
terhadap Iran, namun nyatanya, ekonomi Iran justru tetap kokoh dan mampu
survive di tengah himpitan sanksi..! Dimanakah sesungguhnya kekuatan Iran
berada..?
Kemarin,
segalanya telah terbuka secara benderang..! Kekuatan Iran terletak pada
perbedaan cara pandang USA dengan Germany. Hal yang hampir sama juga terjadi
pada kemajuan negeri China, konon semua berawal dari perbedaan cara pandang
kedua raksasa ekonomi dan teknologi dunia tersebut.
Dalam
menghadapi China, cara yang digunakan Germany sangat berbeda dengan cara USA
menghadapi Russia pasca runtuhnya Uni Soviet..! Germany lebih menawarkan
teknologi dan SDM, sedangkan USA lebih menawarkan uang dalam bentuk pinjaman
alias hutang..! Hasilnya juga sangat jomplang..! Sekarang, hampir semua bank di
China dan Hongkong, telah berkembang pesat dan mengadopsi sistem sebagaimana
perbankan Germany. Teknologi Germany telah memasuki hampir semua ranah
kehidupan di China. Mulai dari jalan raya, drainase, reboisasi, penataan
lingkungan perkotaan, infrastruktur transportasi, telekomunikasi, arsitektur,
dan lain-lain. Namun kiprah USA di Russia telah gagal total, bahkan kini USA
telah menjatuhkan sanksi pada negeri beruang tersebut..!
Setelah
ditinggalkan USA, Iran telah menjadi negara Timur Tengah yang nanggung. Maklum,
Iran bukanlah negara kerajaan dan juga bukan negara yang dipimpin oleh seorang
diktator, sehingga negeri ini tidak memiliki simbol-simbol kebesaran
sebagaimana dimiliki oleh bangsa Arab lainnya. Namun demikian, dari dulu
bersama Mesir, Iran telah menjelma menjadi pusat pendidikan dan perkembangan
teknologi di jazirah Arab. Tidak heran jika kemudian sengketa nuklirpun
menyeruak dari negeri kaya minyak ini.
Hengkangnya
USA dan runtuhnya Uni Soviet, adalah tonggak penting berkembangnya Iptek di
negeri Iran. Puluhan bahkan ratusan ilmuwan eks Soviet akhirnya berdatangan ke
Iran, mulai dari Russia, Ukraina, Belarusia atau juga dari East Germany, yang
sekarang sudah menyatu dengan dengan West Germany. Dari sinilah teknologi
nuklir itu tumbuh. Semuanya bermula dari pemikiran untuk mengantisipasi
musnahnya migas sebagai sumber energi, yang berkembang pada semakin
berkembangnya arogansi Israel. Hal inilah yang mengundang kecemasan USA,
sehingga dia menjatuhkan sanksi ekonomi kepada Iran.
Sikap
USA kembali tidak sehaluan dengan pemikiran Germany. Jika USA cenderung untuk
mengucilkan sambil mengintainya, maka Germany lebih memilih pendekatan melalui
jalur persahabatan dan saling pengertian. Hasilnya, sudah pasti sangat
jomplang..!
USA
tidak mendapatkan hasil apa-apa dari setiap kemajuan yang dimiliki oleh Iran.
Sedangkan Germany, mampu menikmati pertumbuhan kerjasama ekonomi dengan Iran
yang amat tinggi, yakni rata-rata mencapai 33% per tahun..!
Germany tidak mensupply dana kepada Iran, karena hal itu bertentangan dengan komitmen embargo Eropa dan USA. Namun demikian, Germany telah menempatkan ratusan ilmuwannya di Iran. Berkat Germany, kini Iran telah menjadi salah satu negara penyupply kebutuhan medis terbesar di dunia. Teknologi reaktor nuklir Germany yang sekarang sudah ditutup, ternyata telah berpindah ke negeri Iran. Bahkan konon, semua sistem reaktor nuklir dan petrokimia milik Iran, telah mengadopsi standar keamanan dan keselamatan yang dimiliki dan diterapkan Germany..!
Hal yang paling mengejutkan, konon setiap hari ada ratusan trailer Turki yang transit di wilayah perbatasan untuk sekedar 'mengisi' BBM..! Pertanyaannya, apakah benar hal itu sekedar sebuah bentuk perdagangan biasa, atau justru sebuah bentuk penyelundupan luar biasa..?
Germany tidak mensupply dana kepada Iran, karena hal itu bertentangan dengan komitmen embargo Eropa dan USA. Namun demikian, Germany telah menempatkan ratusan ilmuwannya di Iran. Berkat Germany, kini Iran telah menjadi salah satu negara penyupply kebutuhan medis terbesar di dunia. Teknologi reaktor nuklir Germany yang sekarang sudah ditutup, ternyata telah berpindah ke negeri Iran. Bahkan konon, semua sistem reaktor nuklir dan petrokimia milik Iran, telah mengadopsi standar keamanan dan keselamatan yang dimiliki dan diterapkan Germany..!
Hal yang paling mengejutkan, konon setiap hari ada ratusan trailer Turki yang transit di wilayah perbatasan untuk sekedar 'mengisi' BBM..! Pertanyaannya, apakah benar hal itu sekedar sebuah bentuk perdagangan biasa, atau justru sebuah bentuk penyelundupan luar biasa..?
Anyhow, tak satupun negara Eropa yang berani mengungkit sikap
Germany di Irak, manakala semua tahu bahwa Germany begitu gigih berjuang untuk
menyelamatkan Eropa dari krisis. Bahkan ketika USA mendesak Perancis untuk
membatalkan pengiriman kapal perang pesanan Russia, lagi-lagi Germany telah
pasang badan untuk Eropa..!
No comments:
Post a Comment