Sunday, January 11, 2015

IF YOU NEVER COME..!

Saya baru saja meninggalkan Wisma Duta, tempat tinggal resmi Duta Besar Indonesia di Kuala Lumpur. Tiba-tiba dari pinggir jalan yang agak sepi, seorang lelaki tua melambaikan tangan, seolah meminta pertolongan. Melihat kondisinya yang sudah sepuh, sayapun menghentikan mobil yang dikendarai.
"Take me to the place where the taxies can I get easily, please..?" pintanya lirih.
Saya sangat memaklumi, kawasan tersebut sangat private, sehingga sangat kecil kemungkinan dia mendapatkan taksi. Akhirnya saya membukakan pintu dan mempersilahkannya naik ke dalam mobil. Ucapan terima kasih berulangkali disampaikannya diantara tarikan nafas yang terdengar mulai berat.
" Where are you from, Sir..?" tanya saya iseng, untuk memecah kebuntuan.
"Cambodia..! And you..?" matanya memandangi saya dengan tajam.
"I'm Indonesian..! From Jakarta..!" jawab saya singkat.
Tidak disangka, tiba-tiba lelaki ini merangkul saya dan bahkan menciumi tangan saya. Raut wajah kebahagiaan tergambar dari cahaya matanya yang bersinar. Ia mengungkapkan tentang perasaan bahagianya yang selalu meluap manakala bertemu dengan orang dari Indonesia, dimanapun berada.
Kisah lama pun mengalir deras dari mulutnya. Konon dia dan keluarganya hampir menjadi mangsa kekejaman tentara Vietnam yang datang menginvasi Cambodia di akhir dekade 70an..! Seandainya bantuan militer dari Indonesia tidak segera datang, dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia dan saudara-saudara yang lainnya bisa bertahan dari gempuran negeri tetangganya. Pada masa itu, Cambodia memang dijadikan basis pertahanan, sekaligus juga sebagai basis serangan tentara Amerika yang sedang berperang dengan Vietnam. Ketika pasukan Amerika terpukul mundur dan kalah dari peperangan dengan Vietnam, maka negara itu pun mengubernya hingga ke pedalaman Cambodia. Hampir tidak ada satu negara pun di dunia yang berani untuk meredam pergerakan tentara Vietnam di Cambodia. Bahkan Thailand sendiri cenderung untuk mengambil kesempatan itu untuk mengukuhkan wilayah konflik di perbatasan dengan Cambodia.
Melihat gelagat yang kurang menguntungkan, akhirnya Indonesia melalui Menlunya saat itu, Mukhtar Kusumaatmadja, mengeluarkan suatu inisiatif, untuk menurunkan pasukan perdamaian di kawasan konflik. Tidak mudah, karena nyatanya tantangan dan tentangan datang dari berbagai pihak, termasuk dari Thailand dan Singapore. Mereka menolak campur tangan negara asing di wilayah Indochina. Tantangan ini dijawab dengan aksi cerdas Indonesia, yang berhasil memaksa PBB untuk mengeluarkan sebuah resolusi yang mengesahkan kehadiran pasukan asing di bawah komando Indonesia. Selain itu, pemerintah melalui Deplu juga terus aktif membuka dialog antar pihak yang terkait. Saat itu, kitapun sangat familiar dengan dengan kosa kata Jakarta Informal Meeting/JIM dan Perundingan Paris atau Paris Concorde.
Indonesia menurunkan lebih dari 2000 personel pasukan tentara dan polisinya ke Cambodia, atau setara dengan 10% dari jumlah pasukan tentara Cambodia di saat itu. Inisiatif Indonesia akhirnya membuahkan hasil, Vietnam menarik kembali pasukannya, dan Cambodia berangsur pulih kembali.
Trauma akan masa lalu Cambodia itulah, yang konon telah menyebabkan pasukan Indonesia masih bertahan di Cambodia hingga saat ini. Bahkan populasinya telah ditingkatkan, namun tidak dijelaskan dari sisi jumlah atau persentasenya.
Sambil menikmati makan siang di hotel saya, dia mengungkapkan kebanggaannya karena pernah terpilih sebagai salah satu personel pasukan khusus Cambodia yang paling disegani, yakni 911 Special Army Force Regiment, yang dipilih dan dilatih langsung oleh Kopassus Indonesia, bahkan pernah merasakan gilanya sistem pendidikan Kopassus di Batujajar. Di akhir karirnya, dia pernah menjabat sebagai atase militer Cambodia untuk Indonesia di kedutaan Cambodia untuk Indonesia yang waktu itu baru dibuka. Setelah itu, iapun dipindahtugaskan ke Malaysia, menjabat sebagai Duta Besar Cambodia untuk Malaysia, yang kini konon sedang dijabat oleh mantunya.
"If you never come, we will never stand as a nation..!" ujarnya menutup pembicaraan, sambil mengucapkan syukur atas jasa-jasa yang telah dibuat dan diberikan oleh Indonesia untuk Cambodia..!

6 comments:

  1. Postingan om yayan selalu membuat semangat akan NKRI ini muncul kembali

    ReplyDelete
  2. saya selalu setia menunggu postingan bung yayan, setelah membaca ,energi positif mulai masuk lagi ke otak saya, menyebabkan musnah rasa minder saya sebagai bangsa indonesia, berganti CINTA

    ReplyDelete
  3. krreen..trynt msa llu indonesia sdha menjadi jru damai..semga dapt trus brlanjut..mjulah bangsaku jaylah NKRI.

    ReplyDelete
  4. Mantab, indonesia besar...!!! Selalu update bung yayan..

    ReplyDelete
  5. Salam kenal Bung Yayan....dan terima kasih atas suntikan nutrisi nasionalisme melalui artikel-artikelnya yang selalu saya nantikan...semoga Bung Yayan dan sekeluarga selalu diberi keselamatan dan dalam lindunganNya supaya terus dapat berkarya dengan artikel-artikelnya..Jayalah NKRI

    ReplyDelete