Wednesday, June 10, 2015

PASAR

Sejak kecil kita pasti sudah mengenal pasar. Walaupun mungkin kesan yang tersimpan diantara kita tentang pasar akan sangat jauh berbeda. Dari mulai kesan yang menggambarkan tentang hiruk pikuk yang telah dimulai sejak dinihari, aroma sayur, daging, ikan dan aneka jajanan, gaya komunikasi yang khas, sampah, lalat, dan lorong-lorong becek, seakan telah menjadi identitas bagi keberadaan pasar-pasar kita. Namun saya yakin, hal itu kini hanya tinggal kenangan. Pasar di zaman sekarang, meskipun menyandang predikat sebagai pasar tradisional, namun nyatanya, kini sudah jauh berkembang, dan tampil lebih modern. Apapun yang ada di benak anda tentang pasar, saya tidak akan menggiring siapapun pada kenangan yang mungkin pernah dan begitu banyak kita rasakan dari sebuah pasar.
Pasar, dalam pengertian yang amat sederhana sering dijabarkan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli untuk melakukan suatu transaksi. Pasar harus dilihat dari konteks aktivitasnya, bukan hanya pada tempatnya. Fungsi pasar juga nyatanya sangat kompleks, selain berfungsi sebagai media distribusi, pembentukan harga dan promosi, kini pasar juga menyandang fungsi-fungsi lainnya.
Pergeseran fungsi ini terbentuk sebagai akibat adanya dinamika dari para pelaku pasar. Maklum, sejatinya pasar adalah tempat pertemuan antara orang-orang yang berkeinginan untuk puas, uang untuk membeli, dan barang yang diingini. Pasar telah menjadi media yang harus mampu menampung harapan, daya beli dan tingkah laku..! Dari sinilah sesungguhnya sebuah persaingan pasar dimulai. Masing-masing saling mengidentifikasi dan ingin menguasai. Pasar tidak lagi tercipta, melainkan harus secara sengaja dicipta. Jika perdagangan adalah sebuah aktifitas yang terwujud dari adanya demand dan supply, maka kedua-dua sisi harus sama-sama memiliki kekuatan. Jika suatu rezim ingin menguasai sebuah pasar, maka langkah mutlak yang harus diciptakan adalah dengan cara memperkuat salah satu sisinya, atau sekaligus dua-duanya..! Tanpa satupun kekuatan, niscaya kita hanya akan menjadi mangsa pasar, tidak hanya sekedar pangsa pasar..!
Berada di posisi manakah bangsa kita saat ini..?
Impian setiap manusia dan bangsa adalah swasembada. Namun pada kenyataannya, swasembada adalah sesuatu yang amat langka. Meskipun mungkin kita mampu memproduksi suatu produk, namun tidak serta merta mampu memenuhi kebutuhan kita. Karena proses pemenuhan kebutuhan akan melewati mekanisme pasar terlebih dahulu, sehingga faktor demand and supply akan mengalami sebuah proses guncangan, dimana para pelaku akan lebih berinteraksi dengan menggunakan harapan, daya beli dan tingkah laku. Menyadari betapa pentingnya faktor guncangan di fase terakhir dari sebuah proses perdagangan, maka berbagai taktik dan strategi jitupun bermunculan. Tidak sedikit untuk menguasai sebuah pangsa pasar, suatu negara secara licik menerapkan praktek dumping. Dan yang paling sadis, adalah praktek bumi hangus yang diterapkan USA baru-baru ini..!
Sebelumnya kita ketahui bahwa harga minyak dunia selalu berada di level seratus dolar lebih per barel. Dengan kemampuan teknologi dan industrinya, USA melakukan perluasan sumber daya energi, meningkatkan cadangan minyaknya di seluruh dunia dan menampung sebagian besar minyak yang diproduksi oleh dunia..!
Alhasil, dengan berbagai sumber energi yang dimilikinya, USA memiliki industri yang tahan banting. Meskipun mereka mengimport minyak dalam jumlah besar, namun import mereka tidak untuk tujuan konsumsi. Mereka adalah penimbun minyak terbesar, tapi dengan penguasaan teknologinya, mereka juga menjelma menjadi penyimpan cadangan minyak dunia terbesar..! Tidak heran, ketika mereka menemukan kesulitan untuk menaklukan sebuah kekuasaan, maka satu per satu kekuatan yang dimilikinyapun dimainkan..! Harga minyak sengaja dicipta untuk jatuh tersungkur dan lemas pada harga terendah, dan bahkan sama dengan harga minyak puluhan tahun lalu, padahal disaat yang sama, cadangan minyak dunia semakin menipis, terkikis dan bersiap untuk habis..!
Dunia terhenyak..! Negara-negara yang masih menumpukan perekonomiannya pada minyak menjadi linglung dan limbung, dan diyakini masih akan terus mengalami gejala serupa. Apa yang dilakukan oleh USA sangatlah cerdik..! Ketika semua bangsa terikat dalam sebuah rezim pasar, maka mereka akan berjamaah mengikuti dinamika pasar. Padahal fenomena dalam pasar itu sendiri hanya dikuasai oleh segelintir penguasa pasar. Dalam seketika, USA pun telah dianggap sebagai imam pasar internasional. Kita cenderung akan melakukan apapun yang telah dicanangkan oleh USA, padahal kita tidak tahu sama sekali apa yang akan terjadi di ujung fenomena pasar yang sengaja mereka cipta..!
Akhirnya, bak kerbau dicocok hidung, negara-negara di dunia telah latah turut menurunkan harga minyak di pasarannya. Yang terjadi justru benturan antara pemerintah yang ingin menjaga kesehatan fiskalnya dengan rakyatnya yang menuntut penurunan harga. Andai suatu kekuasaan menuruti keinginan pasar yang menuntut penurunan harga, maka dia akan kehilangan sumber modal pembangunan nasionalnya, dan disaat itulah lembaga keuangan dunia yang notabene dikuasai USA akan masuk dengan mudah untuk menyalurkan investasinya, yang sebenarnya tidak ngoyo untuk segera meraih laba, karena tujuan yang sebenarnya adalah pelemahan ekonomi nasional yang mengalir menuju terciptanya krisis nasional, dan disaat itulah mereka akan mengeksekusi tujuan utamanya, menguasai seluruh sumber daya alam yang dimiliki, bahkan kemudian merebut kedaulatan. Krisis sengaja dicipta agar mereka bisa tampil bak dewa yang dipuja oleh semua bangsa, namun sesungguhnya mereka sedang menebar binasa..!
Maaf, waktu pemimpin kita menaikan harga BBM, saya tidak terlalu berminat untuk mengomentarinya, karena sudah terlalu banyak yang berkomentar. Namun demikian, saya selalu berusaha mencari tahu ke arah mana setiap kebijakan yang dibuat akan dibawanya. Sampai kemudian saya menyadari bahwa sesungguhnya USA sangat nyinyir dengan tindakan yang diambil Indonesia. Di saat negara-negara lain kehilangan sumber pendapatan negaranya, justru kitalah satu-satunya negara di dunia yang mampu mencatatkan pendapatan dari sektor migas, padahal kita tahu, sejak 2003, Indonesia telah secara resmi menjadi negara pengimport minyak, dan keluar dari keanggotaan OPEC..!
Ingat, pasar adalah tentang harapan, daya beli dan tingkah laku..! Haruskah kita menggantungkan harapan bangsa ini di atas pundak sebuah negara asing..? Jika itu yang kita inginkan, apalah arti kemerdekaan yang telah kita raih.? Jika kita turut mengamini kehendak sebuah bangsa, apakah itu sebuah tingkah laku bangsa yang berdaulat..?
Mari kita gali bersama semua fakta dan data yang ada. Adakah negara yang turut menurunkan harga mendapatkan stabilitas ekonomi yang mumpuni..? Tidak, semuanya justru lebih parah dari kita..! Karena syarat penurunan harga minyak yang telah disepakati oleh rezim pasar internasional, adalah penerapan Government Service Taxation..! Jika industri dan kegiatan eksport suatu negara masih lemah, lantas seberapa besarkah nilai GST yang bisa digunakan untuk menggantikan sumber pendapatan yang hilang..? Hehehe..! Sangat tidak memadai... 

1 comment:

  1. Oh begitu ya. Makasi info_nya mas Yayan. Sangat menambah wawasan. :)

    ReplyDelete