Sunday, February 8, 2015

KOMPETISI

Pagi ini saya kedatangan dua orang mahasiswi dari salah satu college di Kuala Lumpur. Mereka telah menyengajakan diri datang jauh-jauh dari KL ke Langkawi, semata-mata untuk meminta kesempatan study practical di hotel saya. Sekretaris saya sudah menolaknya, bahkan bersedia memberikan surat rekomendasi untuk magang di hotel kami yang lainnya, baik yang ada di KL, kota-kota lain, bahkan hotel kami yang lain tetapi masih berada di daerah Langkawi. Luput..! Mereka malah merengek dan memohon sang sekretaris untuk mempertemukannya dengan saya.
Mendengar mereka menyebut nama saya, akhirnya sang sekretarispun mengalah, dan menghubungi saya..! Tidak lama berselang, mereka pun datang di ruang kerja saya. Tak seorang pun yang saya kenal, meski mereka berusaha sok akrab..!
Setelah mempersilakan mereka menerangkan identitas dan tujuan kedatangannya, barulah tabir misteri itu sedikit terkuak. Keduanya adalah puteri dari sahabat saya ketika pertama kali saya bekerja di Kuala Lumpur. Sayang, persahabatan kami tidak berjalan mulus, bahkan harus terputus di tengah jalan..! Semua berawal dari perbedaan prinsip di antara kami.
Saya cenderung bekerja dari anak tangga terendah, tetapi berusaha menaikinya secara pasti. Ketika saya sudah berada di atas, kebanyakan rekan biasanya akan terkejut dengan posisi kita..! Disaat itulah biasanya gosip dan isu miringpun akan berhembus..! Sebagai orang yang telah berusaha bekerja keras dan jujur, tentu saja saya tidak pernah peduli dengan semua itu. Tapi tak sedikit, sahabat yang lebih percaya dengan isu yang bertebaran..! Termasuk sahabat saya..!
Dia pergi meninggalkan kami yang sedang menghadapi projek baru yang lumayan besar. Semua berpikir, bahwa saya akan meraih kegagalan. Alasannya simple, saya hanya orang asing, orang Indonesia, gak tahu apa-apa..!
Tapi bagi saya tentu saja tidak demikian. Kondisi yang adalah sebuah tantangan. Setiap kompetisi harus dimaknai sebagai proses merangkai prestasi. Mengerahkan semua kemampuan terbaik, adalah kunci utama untuk memenangkannya. Alhamdulillah, jawaban itu tidak berupa kata-kata, melainkan fakta. Kini, sahabat saya mengirimkan anak-anaknya pada saya untuk belajar,..! Tentu saja ini adalah sebuah pengakuan, dan usaha sederhana untuk menyambung kembali persahabatan. Sejatinya, saya selalu ingin bersahabat dengan siapapun..! Terima kasih sahabat...!

No comments:

Post a Comment