Pagi ini saya kedatangan dua orang mahasiswi dari salah satu
college di Kuala Lumpur. Mereka telah menyengajakan diri datang jauh-jauh dari
KL ke Langkawi, semata-mata untuk meminta kesempatan study practical di hotel
saya. Sekretaris saya sudah menolaknya, bahkan bersedia memberikan surat
rekomendasi untuk magang di hotel kami yang lainnya, baik yang ada di KL,
kota-kota lain, bahkan hotel kami yang lain tetapi masih berada di daerah
Langkawi. Luput..! Mereka malah merengek dan
memohon sang sekretaris untuk mempertemukannya dengan saya.
Mendengar mereka menyebut nama saya, akhirnya sang sekretarispun
mengalah, dan menghubungi saya..! Tidak lama berselang, mereka pun datang di
ruang kerja saya. Tak seorang pun yang saya kenal, meski mereka berusaha sok
akrab..!
Setelah mempersilakan mereka menerangkan identitas dan tujuan
kedatangannya, barulah tabir misteri itu sedikit terkuak. Keduanya adalah
puteri dari sahabat saya ketika pertama kali saya bekerja di Kuala Lumpur.
Sayang, persahabatan kami tidak berjalan mulus, bahkan harus terputus di tengah
jalan..! Semua berawal dari perbedaan prinsip di antara kami.
Saya cenderung bekerja dari anak tangga terendah, tetapi
berusaha menaikinya secara pasti. Ketika saya sudah berada di atas, kebanyakan
rekan biasanya akan terkejut dengan posisi kita..! Disaat itulah biasanya gosip
dan isu miringpun akan berhembus..! Sebagai orang yang telah berusaha bekerja
keras dan jujur, tentu saja saya tidak pernah peduli dengan semua itu. Tapi tak
sedikit, sahabat yang lebih percaya dengan isu yang bertebaran..! Termasuk
sahabat saya..!
Dia pergi meninggalkan kami yang sedang menghadapi projek baru
yang lumayan besar. Semua berpikir, bahwa saya akan meraih kegagalan. Alasannya
simple, saya hanya orang asing, orang Indonesia, gak tahu apa-apa..!
Tapi bagi saya tentu saja tidak demikian. Kondisi yang adalah
sebuah tantangan. Setiap kompetisi harus dimaknai sebagai proses merangkai
prestasi. Mengerahkan semua kemampuan terbaik, adalah kunci utama untuk
memenangkannya. Alhamdulillah, jawaban itu tidak berupa kata-kata, melainkan
fakta. Kini, sahabat saya mengirimkan anak-anaknya pada saya untuk belajar,..!
Tentu saja ini adalah sebuah pengakuan, dan usaha sederhana untuk menyambung
kembali persahabatan. Sejatinya, saya selalu ingin bersahabat dengan
siapapun..! Terima kasih sahabat...!
No comments:
Post a Comment