Bagi saya adalah sebuah kebanggaan jika bisa bekerja di sebuah
perusahaan, yang saya sendiri tidak tahu atau sangat jauh dengan sang Boss atau
pemilik perusahaan tersebut..! Bebas berekspresi dan juga sangat berpengaruh
terhadap tumbuhnya sense of belonging dalam diri kita, adalah benefit yang
selama ini sangat saya nikmati..! Meski harus dihadapkan pada konsekuensi
dimana kita akan bersaing dengan individu lain yang sama-sama datang dari
berbagai penjuru dunia, nyatanya persaingan kecil itu sangat menarik dan bahkan
sangat berarti bagi terus tumbuh dan berkembangnya spirit, kreatifitas, serta
profesionalisme dalam diri masing-masing..!
Tapi bagaimana jika persaingan itu sendiri telah membawa kita
semakin dekat pada titik dimana sang Boss yang walaupun selama ini kita anggap
sangat jauh, tidak care, dan hanya menuntut hasil yang sempurna, tengah berdiri
menatap kita, menggenggam berbagai catatan prestasi kita, bahkan terkesan telah
sangat mengetahui karakter pribadi kita..? Hahaha..! Menatap matanya, seakan
menatap kamera CCTV yang banyak terpasang di seluruh penjuru asset property
yang kami kelola..!
Saya selalu mempunyai dua unit kantor di setiap unit property
yang saya manage. Satu kantor akan bertempat di area kitchen, sedangkan yang
lainnya berada di lantai yang terpisah. Suatu ketika, saya memasuki unit kantor
yang biasa saya gunakan untuk menyelesaikan berbagai paperwork. Saya sangat
kaget dan heran karena di atas meja saya terdapat laptop yang sangat jelas
bukan milik saya. Maklum, saya sangat mengenali semua gadget yang saya miliki
justru karena kesederhanaannya. Selama ini saya biasa bekerja dengan
menggunakan produk laptop Vaio ataupun Macbook, namun yang tergeletak di atas
meja itu sebuah laptop yang belakangan baru saya ketahui sebagai Razer Blade
Pro 17. Ukurannya jauh lebih besar dari apa yang saya miliki. Baru saja
terpikir untuk menanyakan tentang pemilik laptop itu pada sekretaris saya,
tiba-tiba pintu kantor saya terbuka. Sekretaris saya datang bersama beberapa
orang yang belum saya kenal. Suasana saling pandang pun berlangsung cukup lama,
hingga akhirnya saya tersadar untuk menyambut tetamu saya sebagaimana mestinya.
Suasana pun kembali cair, dan disaat itulah seorang diantara mereka
memperkenalkan diri dan menuturkan maksud kedatangannya. Ternyata, lelaki tua
berkebangsaan Jepang yang sejak dari tadi asyik memandangi dan tersenyum itu,
rupanya tiada lain dan tiada bukan adalah Big Boss saya, adapun beberapa orang
lainnya, merupakan partner utamanya yang selama ini bekerjasama membangun dan
mengembangkan emporium bisnisnya di seluruh dunia. Luar biasa, dengan segala
kekayaan yang dimilikinya, ternyata beliau masih memiliki sisi kesahajaan yang
tampak sengaja dibiarkan untuk tetap tumbuh dalam dirinya.
Dengan sangat santun, beliau meminta maaf atas sikapnya yang
secara tiba-tiba datang, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Ia hanya ingin
menikmati dan mencoba untuk menempatkan diri sebagai reguler customer.
Berhubung suasana hotel sangat padat dan sibuk, akhirnya beliaupun merasa
terpanggil untuk mengetahui secara lebih dekat ihwal operasional yang sedang
terjadi. Sengaja memilih kantor saya selain karena saya lebih banyak sibuk di
kitchen area, di dalam kantor saya juga terdapat monitor seluruh unit CCTV yang
setiap saat menyajikan data kegiatan operasional hotel. Saya hanya bisa
menggeleng, saat beliau mempersilakan saya untuk melanjutkan aktifitas saya,
dan membiarkannya duduk di kursi tamu biasa.
Saat jam makan siang datang, beliau mengingatkan saya untuk
break sebentar. Ketika saya menanyakan menu santap siang yang ingin beliau
pesan, dengan halus ditolaknya, dengan dalih perutnya belum bisa beradaptasi
dengan jam makan siang di Malaysia. Praktis, akhirnya di ruangan itu, hanya
sayalah yang harus melakukan santap siang, sedangkan beliau duduk di meja saya
sembari menghadapi laptopnya. Di tengah keasyikannya beliau mendekati saya
sambil memperhatikan menu makan siang yang sedang saya santap. Sepasang sendok
dan garpu diambilnya..! Alangkah terkejutnya ketika menyaksikan sendok dan
garpu itu mendarat di atas piring saya. Sesuatu yang tidak pernah saya pikir
sebelumnya. Seorang Boss dari sebuah perusahaan multinasional dengan asset
puluhan miliar dollar, ternyata masih sudi mencicipi hidangan dari atas piring
pekerjanya. Sembari menyuapkan makanan ke mulutnya, beliau berujar, 'Good job,
son..! Kamu sangat mengagumkan. Aku ingin kamu tetap ada bersama kami. Tokyo
amat memerlukan dan berterima kasih atas segala dedikasimu. Semoga kita akan
tetap bersama..!'
Setelah melakukan pembicaraan sebentar, beliau pamitan untuk
melanjutkan perjalanannya ke Australia. Saya bergegas mengantar rombongan
beliau ke airport. Sebuah jet pribadi nan mewah telah menantinya. Di akhir
pembicaraannya, beliau bilang bahwa laptopnya sengaja ditinggal untuk saya
supaya bisa refreshing dengan segala koleksi games yang terkandung di dalamnya.
Beliau tak ingin melihat saya stress sendirian..! Hahaha..! Saya terperanjat
karena saya sendiri kurang ngeuh jika laptopnya itu tertinggal..! Anyhow, saya
pun mengucapkan terima kasih atas segala perhatian dan kepeduliannya.
Di kantor, saya tertegun memperhatikan laptop tebal dan berat
dengan layar yang cukup lebar. Dari bentuknya terlihat sangat bagus, namun
jujur, saya kurang menyukai ketebalannya. Saat dibuka, saya kembali bengong
dengan berbagai fitur yang dimilikinya. Selain sebagai laptop, ternyata bisa
berfungsi sebagai media entertainment yang menakjubkan. Audiovisualnya luar
biasa..! Tampilan keyboardnya juga sangat berbeda dengan laptop lainnya.
Teringat kembali dengan saran sang Boss untuk menikmati hiburan games yang
dimilikinya, saya hanya bisa tersenyum geli..! Maaf, saya bukan pecinta gaming,
bahkan saya sama sekali gak pernah akrab dengan sebuah gaming. Karena itu
jangan heran jika saya tidak pernah merespon setiap invitement dari berbagai
sahabat untuk ngegaming. Soal game, saya kalah gaul dengan boss saya atau
dengan anak balita sekalipun..! Hehehe..! Salam hangat..
Laptopnya buat saya saja Bung Yayan.. hahaha... maaf, salam kenal Bung ... :)
ReplyDelete