Sunday, June 14, 2015

BOSKU GAUL

Bagi saya adalah sebuah kebanggaan jika bisa bekerja di sebuah perusahaan, yang saya sendiri tidak tahu atau sangat jauh dengan sang Boss atau pemilik perusahaan tersebut..! Bebas berekspresi dan juga sangat berpengaruh terhadap tumbuhnya sense of belonging dalam diri kita, adalah benefit yang selama ini sangat saya nikmati..! Meski harus dihadapkan pada konsekuensi dimana kita akan bersaing dengan individu lain yang sama-sama datang dari berbagai penjuru dunia, nyatanya persaingan kecil itu sangat menarik dan bahkan sangat berarti bagi terus tumbuh dan berkembangnya spirit, kreatifitas, serta profesionalisme dalam diri masing-masing..!
Tapi bagaimana jika persaingan itu sendiri telah membawa kita semakin dekat pada titik dimana sang Boss yang walaupun selama ini kita anggap sangat jauh, tidak care, dan hanya menuntut hasil yang sempurna, tengah berdiri menatap kita, menggenggam berbagai catatan prestasi kita, bahkan terkesan telah sangat mengetahui karakter pribadi kita..? Hahaha..! Menatap matanya, seakan menatap kamera CCTV yang banyak terpasang di seluruh penjuru asset property yang kami kelola..!
Saya selalu mempunyai dua unit kantor di setiap unit property yang saya manage. Satu kantor akan bertempat di area kitchen, sedangkan yang lainnya berada di lantai yang terpisah. Suatu ketika, saya memasuki unit kantor yang biasa saya gunakan untuk menyelesaikan berbagai paperwork. Saya sangat kaget dan heran karena di atas meja saya terdapat laptop yang sangat jelas bukan milik saya. Maklum, saya sangat mengenali semua gadget yang saya miliki justru karena kesederhanaannya. Selama ini saya biasa bekerja dengan menggunakan produk laptop Vaio ataupun Macbook, namun yang tergeletak di atas meja itu sebuah laptop yang belakangan baru saya ketahui sebagai Razer Blade Pro 17. Ukurannya jauh lebih besar dari apa yang saya miliki. Baru saja terpikir untuk menanyakan tentang pemilik laptop itu pada sekretaris saya, tiba-tiba pintu kantor saya terbuka. Sekretaris saya datang bersama beberapa orang yang belum saya kenal. Suasana saling pandang pun berlangsung cukup lama, hingga akhirnya saya tersadar untuk menyambut tetamu saya sebagaimana mestinya. Suasana pun kembali cair, dan disaat itulah seorang diantara mereka memperkenalkan diri dan menuturkan maksud kedatangannya. Ternyata, lelaki tua berkebangsaan Jepang yang sejak dari tadi asyik memandangi dan tersenyum itu, rupanya tiada lain dan tiada bukan adalah Big Boss saya, adapun beberapa orang lainnya, merupakan partner utamanya yang selama ini bekerjasama membangun dan mengembangkan emporium bisnisnya di seluruh dunia. Luar biasa, dengan segala kekayaan yang dimilikinya, ternyata beliau masih memiliki sisi kesahajaan yang tampak sengaja dibiarkan untuk tetap tumbuh dalam dirinya.
Dengan sangat santun, beliau meminta maaf atas sikapnya yang secara tiba-tiba datang, tanpa pemberitahuan terlebih dahulu. Ia hanya ingin menikmati dan mencoba untuk menempatkan diri sebagai reguler customer. Berhubung suasana hotel sangat padat dan sibuk, akhirnya beliaupun merasa terpanggil untuk mengetahui secara lebih dekat ihwal operasional yang sedang terjadi. Sengaja memilih kantor saya selain karena saya lebih banyak sibuk di kitchen area, di dalam kantor saya juga terdapat monitor seluruh unit CCTV yang setiap saat menyajikan data kegiatan operasional hotel. Saya hanya bisa menggeleng, saat beliau mempersilakan saya untuk melanjutkan aktifitas saya, dan membiarkannya duduk di kursi tamu biasa.
Saat jam makan siang datang, beliau mengingatkan saya untuk break sebentar. Ketika saya menanyakan menu santap siang yang ingin beliau pesan, dengan halus ditolaknya, dengan dalih perutnya belum bisa beradaptasi dengan jam makan siang di Malaysia. Praktis, akhirnya di ruangan itu, hanya sayalah yang harus melakukan santap siang, sedangkan beliau duduk di meja saya sembari menghadapi laptopnya. Di tengah keasyikannya beliau mendekati saya sambil memperhatikan menu makan siang yang sedang saya santap. Sepasang sendok dan garpu diambilnya..! Alangkah terkejutnya ketika menyaksikan sendok dan garpu itu mendarat di atas piring saya. Sesuatu yang tidak pernah saya pikir sebelumnya. Seorang Boss dari sebuah perusahaan multinasional dengan asset puluhan miliar dollar, ternyata masih sudi mencicipi hidangan dari atas piring pekerjanya. Sembari menyuapkan makanan ke mulutnya, beliau berujar, 'Good job, son..! Kamu sangat mengagumkan. Aku ingin kamu tetap ada bersama kami. Tokyo amat memerlukan dan berterima kasih atas segala dedikasimu. Semoga kita akan tetap bersama..!'
Setelah melakukan pembicaraan sebentar, beliau pamitan untuk melanjutkan perjalanannya ke Australia. Saya bergegas mengantar rombongan beliau ke airport. Sebuah jet pribadi nan mewah telah menantinya. Di akhir pembicaraannya, beliau bilang bahwa laptopnya sengaja ditinggal untuk saya supaya bisa refreshing dengan segala koleksi games yang terkandung di dalamnya. Beliau tak ingin melihat saya stress sendirian..! Hahaha..! Saya terperanjat karena saya sendiri kurang ngeuh jika laptopnya itu tertinggal..! Anyhow, saya pun mengucapkan terima kasih atas segala perhatian dan kepeduliannya.
Di kantor, saya tertegun memperhatikan laptop tebal dan berat dengan layar yang cukup lebar. Dari bentuknya terlihat sangat bagus, namun jujur, saya kurang menyukai ketebalannya. Saat dibuka, saya kembali bengong dengan berbagai fitur yang dimilikinya. Selain sebagai laptop, ternyata bisa berfungsi sebagai media entertainment yang menakjubkan. Audiovisualnya luar biasa..! Tampilan keyboardnya juga sangat berbeda dengan laptop lainnya. Teringat kembali dengan saran sang Boss untuk menikmati hiburan games yang dimilikinya, saya hanya bisa tersenyum geli..! Maaf, saya bukan pecinta gaming, bahkan saya sama sekali gak pernah akrab dengan sebuah gaming. Karena itu jangan heran jika saya tidak pernah merespon setiap invitement dari berbagai sahabat untuk ngegaming. Soal game, saya kalah gaul dengan boss saya atau dengan anak balita sekalipun..! Hehehe..! Salam hangat..


1 comment:

  1. Laptopnya buat saya saja Bung Yayan.. hahaha... maaf, salam kenal Bung ... :)

    ReplyDelete