Hahahaa..! Dari tadi pagi saya sibuk membuat sausages Jerman untuk
tamu-tamu special saya dari Inggris, Jerman, Australia, New Zealand dan
Singapore. Saya katakan istimewa karena mereka semua adalah para perwira
di angkatan udara negaranya masing-masing. Bahkan yang dari Jerman, tak
lain adalah pensiunan Jenderal yang masih aktif mengabdikan diri di
NATO sebagai konsultan strategi tempur udara. Dengan lelaki super tinggi
inilah, pagi ini saya berbincang mengenai latihan bersama antara 5
angkatan udara negara-negara FPDA. Beliau berperan sebagai arsitek
latihan kali ini.
Beliau sedikit menjelaskan arti penting
latihan ini bagi negara-negara FPDA. Bangkitnya kekuatan militer Asia
dinilainya sebagai sesuatu yang fenomenal. Dengan dimotori oleh
kebangkitan China, militer Asia telah tumbuh menjadi sosok yang amat
mengerikan. Ironisnya, konon pertumbuhan ini tidak bisa diimbangi oleh
tingkat pertumbuhan negara-negara FPDA. Dari sinilah sesungguhnya sumber
kekhawatirannya bermula.
Konflik LCS ditengah ketegangan yang
masih tersisa dalam konteks hubungan antar tetangga, telah turut
memperkeruh suasana. Benih konflik seperti telah tersebar tanpa terpola,
dan itu dipandang sebagai sebuah ancaman yang sangat bahaya. Apalagi
sistem penyediaan senjata di kawasan Asia Pasific dinilainya sangat
unik. Ada yang disebutnya sebagai grey procurement atau grey
purchasing..!
Saya hanya bisa tersenyum mendengar kalimat
tersebut. Konon kondisi ini tercipta sebagai akibat dari ketiadaan
organisasi sejenis NATO di kawasan ini. Belanja senjata menjadi sangat
tidak terukur dan terkesan jor-joran. Jumlah ancaman potensial dan
supply senjata menjadi sangat sulit untuk dikalkulasi, karena setiap
negara cenderung menutup diri. Misteri telah diarahkan agar tercipta
menjadi sebuah strategi..! Sangat ngeri..! Ujarnya, sambil menggelengkan
kepala. Sayapun cuma bisa nyengir..! Hehehe..
Sangat menakjubkan
ketika dia mencoba mengambil contoh tentang Indonesia. Konon, FPDA
belum bisa menggambarkan kekuatan Indonesia yang sebenarnya. Kedekatan
dan hubungan special antara Indonesia dan Russia, dinilainya telah
semakin menjauhkan penilaian FPDA dari tanda-tanda kebenaran yang ada.
Berbeda dengan era kepemimpinan Soeharto dulu, persenjataan Indonesia
menjadi sesuatu yang sangat top secret. Dia mengambil contoh Shukoi
kita. Dalam data FPDA, Indonesia memiliki sedikitnya 5 unit Su27 dan
17Su30MK2. Jika kami bisa kehilangan data sebanyak 5 unit, itu berarti
masih sangat mungkin jika data yang sengaja dihilangkan lebih dari 5
unit..!
Begitupun dengan pesawat-pesawat vital di era Soviet yang
selama ini terkesan sangat terburu-buru dimuseumkan. Di era Soeharto,
pesawat itu sudah ada jaminan untuk tidak operasi. Tapi sekarang justru
terbalik, pesawat-pesawat itu bisa saja setiap saat menghancurkan kami.
Tegasnya, sambil merujuk pada asset bomber TNI AU Tu16, yang dinilainya
telah mengalami perbaikan dan sangat siap tempur..!
Kali ini saya
yang geleng-geleng..! Seumur hidup saya gak pernah lihat Tu16, walau
sekedar di museum sekalipun. Tiba-tiba kok bisa ya mereka ketakutan
dengan barang lawas yang saya anggap sudah menjadi rongsokan..?
Hehehe..! Jadi teringat dengan film Bangkit Dari Kubur..!
No comments:
Post a Comment