Di laut kita jaya..! Mungkin kalimat itulah yang dibisikan oleh
Kasal Marsetio saat melakukan perbincangan dengan rekan sejawatnya dari
Taiwan, saat keduanya bertemu di US beberapa waktu yang lalu.
Bisik-bisik itu semakin asyik, sehingga setelah acara di US itu selesai,
acara bisik-bisik pun berlanjut hingga ke Taiwan..!
Bukan
Marsetio dong kalau gak jago ngolah tata bahasa. Lulusan Akabri terbaik
dari matra laut ini, selain dikenal jago strategi saat menuntut ilmu di
Amerika dan Inggris, penguasaan keilmuannya sudah banyak disebarkan ke
berbagai negara. Sebagai seorang perwira yang cerdas, tidak heran jika
akhirnya dunia turut memaksa beliau menjadi seorang dosen terbang di
berbagai kelas perwira terkemuka dunia. Diam-diam, ternyata nama
Marsetio telah lama menjadi dosen idola. Sultan Brunei, raja Monaco,
pemimpin Taiwan, perwira negara-negara NATO, pernah merasakan tajamnya
pemikiran dan strategi yang dimilikinya. Tidak heran, jika kemudian para
analis dunia, lebih suka menyandingkan China dan Indonesia dalam
konteks konflik Laut China Selatan. Tak terbantahkan, hanya dua negara
inilah yang dianggap lebih bernyali, yang lainnya tak lebih dari sekedar
backing vocal..!
Adalah Marsetio, yang menjalin persahabatan
begitu dekat dengan para pemimpin Taiwan. Kedekatannya sangat meresahkan
China, tapi sekaligus juga sangat menyejukan China. Sepertinya
Indonesia memiliki pengetahuan yang lebih dari cukup tentang kekuatan
China yang sebenarnya. Tidak mengherankan pula jika dalam kunjungannya
ke China beberapa waktu lalu, Panglima TNI, Jenderal Moeldoko, berani
berkoar pedas di kandang Singa..! Hal yang tidak pernah dilakukan oleh
pemimpin militer lain manapun..! Marsetio adalah aktor laut yang sangat
diperhitungkan di dunia internasional.
Sebagian besar diantara
kita, mungkin banyak yang tertanya-tanya atas penghargaan yang diterima
Marsetio baru-baru ini. Bukan main-main, ini sebuah penghargaan atas
jasa-jasa besar lho..! Pertanyaannya, jasa besar yang mana sih..?
Rasanya bukankah Marsetio senantiasa ada di Indonesia..? Hehehe..! Cukup
menggelitik bukan..?
Marsetio telah bekerja melampaui
batas-batas negara. Konflik LCS, telah dimanagenya dengan kemasan yang
sangat elegan. Philippine bisa kembali berdampingan dengan USA, Vietnam
bisa menurunkan tensinya dengan China, hubungan diplomasi Russia dan
Jepang bisa berjalan lancar, China bisa lebih santun terhadap Taiwan,
dan USA bisa menekan Australia untuk tidak menyepelekan kekuatan
Indonesia..! Hasilnya..! Luar biasa..! Meski konflik itu ada, tapi
nyatanya, perang masih selalu bisa dieliminir..! Marsetio berhasil
memainkan perannya sebagai conductor perhelatan kekuatan di laut
Pacific..!
Di Taiwan, Marsetio terlibat dalam perencanaan
modernisasi Angkatan Laut Taiwan. Ironisnya, dalam program ini, Taiwan
hanya sedikit melibatkan peran serta USA. Akankah Indonesia turut
terlibat di dalamnya..? Masih menjadi sebuah misteri. Tapi kedekatan
ini, telah menambah satu lagi teka-teki kekuatan Indonesia di masa
mendatang. Diterangkan, bahwa pihak Taiwan merasa puas dengan pencapaian
kerjasama yang selama ini terjalin..! Jika ini faktanya, kita telah
menemukan jawaban atas alasan Jepang yang dengan suka rela menghibahkan
kapal patrolinya pada Indonesia..! Indonesia harus dibuat kuat, supaya
tidak ada gap kekuatan yang mencolok di Asia Tenggara..! Dunia menyadari
arti penting kehadiran Indonesia dalam peta perdamaian dunia.
Bersama Marsetio, dikabarkan bahwa Taiwan berencana memodernisasi armada
tempur lautnya, dengan membeli asset tempur baru berupa:
- 4 destroyer 10000 tones.
- 18 fregrate catamaran.
- 11 LPD
- 8 subs.
Akankah kali ini Indonesia menolak tawaran hibah kapal-kapal eks
Angkatan Laut Taiwan..? Hehehe..! Biarlah Dephan saja yang tahu..!
Bung Yayan... selamat atas blog barunya. Cerita kewiraan yang dibungkus leak khas Yayan. Keep Posting dan numpang pertamax, hehehe.
ReplyDeleteSalam Kenal dari SR JKGR
Bugh
Ternyata ada disini to bung @yayan. pantesan menghilang dari JKGR.
ReplyDelete